Ayo Kawan – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, didampingi oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, mengadakan rapat mendadak dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kompleks Kementerian Pertanian, Jalan Harsono RM, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Senin siang. Pertemuan ini digelar untuk membahas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen yang dinilai memiliki dampak besar bagi petani, produsen, hingga konsumen.
Sebelum menghadiri rapat tersebut, Presiden terlebih dahulu melakukan inspeksi mendadak terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur. Pada pagi harinya, Presiden, bersama Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya serta Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, tiba di Kantor Kementerian Pertanian sekitar pukul 11.15 WIB.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Arief Cahyono, menyebutkan bahwa kunjungan Presiden ke Kantor Kementan dilakukan secara mendadak. Selain rapat dengan Menteri Pertanian, pertemuan ini juga melibatkan unsur Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan para penyuluh pertanian. Menurut Arief, dalam pertemuan tersebut Presiden juga mengadakan telekonferensi dengan berbagai pihak, termasuk petani, penyuluh pertanian, kepala dinas provinsi, serta Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi).
Dalam rapat tersebut, Presiden bersama Menteri Pertanian membahas kebijakan HPP gabah kering panen. Fokus utama diskusi adalah bagaimana harga yang ditetapkan dapat memberikan keuntungan yang adil bagi semua pihak yang terlibat dalam rantai produksi dan distribusi beras. Presiden menegaskan bahwa kebijakan harga yang diterapkan harus menguntungkan petani sebagai produsen, pengusaha yang mengelola penggilingan, serta konsumen yang membeli beras di pasaran.
Dalam keterangan resminya, Presiden menyatakan bahwa dirinya siap mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) guna mengatur harga gabah secara lebih adil. Beliau menegaskan bahwa kebijakan ini bukan sekadar keputusan biasa, melainkan bagian dari kepentingan nasional yang harus dikawal dengan serius. Menurutnya, keuntungan bagi pengusaha tetap penting, tetapi tidak boleh dilakukan dengan mengorbankan petani atau merugikan konsumen. Oleh karena itu, keseimbangan harga yang menguntungkan semua pihak harus menjadi prioritas utama.
Setelah rapat dengan Menteri Pertanian selesai, Presiden melanjutkan kunjungannya ke Kantor Badan Gizi Nasional yang terletak di Gedung E, Kompleks Kementerian Pertanian. Di sana, ia turut memantau berbagai kebijakan terkait pangan dan gizi masyarakat sebagai bagian dari program ketahanan pangan nasional.
Beberapa saat setelah melakukan pertemuan di kantor tersebut, Presiden dan rombongan akhirnya meninggalkan Kompleks Kementerian Pertanian sekitar pukul 12.53 WIB. Meskipun rapat dilakukan secara mendadak, pertemuan tersebut menghasilkan langkah-langkah strategis untuk memastikan kebijakan HPP gabah dapat berjalan dengan baik dan menguntungkan seluruh pihak yang berkepentingan dalam sektor pertanian.
Keputusan Presiden untuk terlibat langsung dalam pembahasan kebijakan harga gabah menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga kesejahteraan petani serta kestabilan harga pangan di Indonesia. Dengan adanya regulasi yang lebih jelas dan pengawasan yang ketat, diharapkan kebijakan ini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian sektor pertanian dan kesejahteraan masyarakat luas.