Ayo Kawan – Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, menegaskan bahwa penguatan konsep Indonesian Archipelagic Air Defence System (IAADS) menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga kedaulatan negara. Dalam sebuah kesempatan sebelum membuka Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU di Markas Besar TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Senin (2/2), Tonny menjelaskan bahwa IAADS memiliki peran krusial untuk memastikan integrasi yang solid antara tiga komponen utama, yaitu sistem sensor, komando dan kontrol, serta penembak. Menurutnya, integrasi yang kuat dari ketiga komponen ini menjadi kunci untuk memastikan bahwa sistem pertahanan udara Indonesia dapat berfungsi dengan efektif dan tanggap dalam menghadapi potensi ancaman.
Lebih lanjut, Tonny juga menyampaikan bahwa selain penguatan sistem IAADS, Indonesia perlu meningkatkan pemanfaatan electronic warfare atau peperangan elektronik serta menguasai kemampuan di bidang ruang dan siber. Ia menambahkan bahwa kemampuan-kemampuan ini sangat dibutuhkan untuk menghadapi ancaman yang semakin kompleks di era modern ini. Ancaman yang terus berkembang, baik dari luar maupun dalam negeri, menuntut sistem pertahanan udara yang tidak hanya terfokus pada aspek konvensional tetapi juga mencakup ranah siber dan teknologi terbaru.
Tonny menegaskan bahwa tantangan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia menjadi alasan utama mengapa penguatan sistem pertahanan udara sangat diperlukan. Dengan ribuan pulau yang tersebar luas di seluruh wilayah negara, Indonesia dihadapkan pada kesulitan dalam menjaga keutuhan wilayah dan kedaulatan. Pulau-pulau besar serta gugusan pulau-pulau strategis membutuhkan perlindungan yang lebih komprehensif dan sistem pertahanan yang dapat mengintegrasikan berbagai komponen pertahanan udara secara efektif. Hal ini penting agar Indonesia dapat mempertahankan wilayahnya dengan lebih baik dan menjaga kedaulatan negara, terutama di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kepada seluruh peserta Rapim TNI AU, Tonny berharap agar kegiatan tersebut dapat memperkaya wawasan dan memperdalam pemahaman strategis mereka, sehingga dapat merumuskan langkah-langkah yang tepat untuk membangun pertahanan udara yang lebih kuat di masa depan. Menurutnya, pengembangan kekuatan militer yang sistematis dan terintegrasi, ditambah dengan penggunaan teknologi terbaru, akan memungkinkan TNI AU untuk berkontribusi dalam mendukung ekonomi pertahanan yang pada gilirannya akan membantu pertumbuhan ekonomi nasional menuju Indonesia yang lebih maju.
Rapat Pimpinan TNI AU 2025 ini merupakan turunan dari pelaksanaan Rapim TNI-Polri yang dilaksanakan beberapa waktu lalu dan dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto pada Kamis, 30 Januari 2025. Rapim TNI AU ini dihadiri oleh seluruh komandan, kepala, serta komandan satuan di lingkungan TNI AU. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam memperkuat sistem pertahanan udara Indonesia dan mempersiapkan TNI AU untuk menghadapi tantangan ke depan dengan lebih siap dan terintegrasi.
Dengan adanya penguatan sistem pertahanan udara seperti IAADS, Indonesia diharapkan dapat menghadapi ancaman yang semakin kompleks dengan lebih efektif. Pengembangan dan integrasi berbagai teknologi pertahanan yang terkini menjadi landasan utama untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang siap menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayahnya.