Palestina Tuding Israel Lakukan Pembersihan Etnis di Tepi Barat

Palestina Tuding Israel Lakukan Pembersihan Etnis di Tepi Barat

Ayo Kawan – Kepresidenan Palestina mengeluarkan tuduhan terhadap Israel atas dugaan pembersihan etnis yang terjadi di Tepi Barat. Pernyataan ini muncul setelah meningkatnya jumlah korban jiwa, pengungsian massal, dan penghancuran infrastruktur akibat operasi militer yang dilakukan oleh Israel di wilayah tersebut.

Juru bicara Kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeineh, dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh kantor berita resmi Palestina, WAFA, menyebut bahwa kebijakan agresif Israel telah menyebabkan tewasnya 29 warga Palestina. Selain itu, ratusan orang mengalami luka-luka dan banyak yang ditangkap. Tak hanya itu, sejumlah blok permukiman di kamp Jenin dan Tulkarm dilaporkan telah dihancurkan, sementara ribuan warga terpaksa mengungsi akibat serangan yang terus berlangsung. Infrastruktur di wilayah tersebut juga mengalami kerusakan besar-besaran akibat tindakan militer Israel.

Melihat situasi yang semakin memburuk, Abu Rudeineh mendesak pemerintah Amerika Serikat untuk segera mengambil langkah guna menghentikan agresi yang dilakukan Israel terhadap rakyat dan tanah Palestina. Jika hal ini terus berlanjut tanpa adanya intervensi, situasi diprediksi akan semakin memanas dan berpotensi menimbulkan eskalasi yang lebih besar.

Sejak 21 Januari, militer Israel diketahui telah meluncurkan operasi berskala besar yang diberi nama Iron Wall (Tembok Besi) di wilayah Jenin dan Tulkarm, Tepi Barat. Operasi ini semakin diperluas oleh militer Israel, yang pada 2 Februari menyatakan bahwa mereka telah memperlebar jangkauan serangannya ke bagian utara Tepi Barat yang masih berada di bawah pendudukan Israel.

Dampak dari serangan ini pun semakin nyata dengan meningkatnya jumlah pengungsi. Wali Kota Jenin, Mohammed Jarrar, mengungkapkan bahwa sekitar 15.000 warga telah mengungsi dari kamp Jenin akibat operasi militer yang terus berlangsung. Ia menggambarkan bahwa serangan yang dilancarkan terhadap Kota Jenin dan kamp pengungsinya merupakan yang paling parah dalam sejarah wilayah tersebut.

Sementara itu, kondisi serupa juga terjadi di Tulkarm. Gubernur Tulkarm, Abdullah Kamil, menyampaikan kepada media bahwa hampir 48 persen warga yang tinggal di kamp Tulkarm telah meninggalkan tempat tinggalnya akibat operasi militer Israel.

Situasi kemanusiaan yang semakin memburuk juga diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina yang berbasis di Ramallah. Dalam laporan terbaru, kementerian tersebut mencatat bahwa sejak Januari 2025, setidaknya 70 warga Palestina telah kehilangan nyawa akibat tindakan yang dilakukan oleh militer Israel di Tepi Barat.

Tindakan militer yang terus berlanjut ini menimbulkan kekhawatiran serius di tingkat internasional, terutama terkait dengan meningkatnya jumlah korban dan pengungsi. Sejumlah pihak mendesak agar dilakukan intervensi segera guna menghentikan konflik yang semakin merenggut banyak korban jiwa di wilayah tersebut.

Dengan meningkatnya ketegangan, komunitas internasional diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap kondisi yang terjadi di Tepi Barat. Upaya diplomatik dan tekanan politik terhadap Israel diperlukan guna mencegah semakin parahnya krisis kemanusiaan di Palestina.

By admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *