Ayo Kawan – Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara, mengalami serangkaian guncangan gempa bumi yang cukup kuat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapanuli Utara melaporkan bahwa setelah gempa utama berkekuatan magnitudo 5,5 terjadi pada Selasa dini hari, delapan kali gempa susulan tercatat mengguncang daerah tersebut.
Bonggas Feddy Pasaribu selaku Kepala BPBD Kabupaten Tapanuli Utara menyampaikan bahwa gempa yang terjadi pada pukul 05.22 WIB tersebut mengakibatkan dampak yang cukup parah. Selain merusak berbagai bangunan, bencana ini juga menyebabkan longsor yang menimpa sejumlah fasilitas dan infrastruktur di wilayah terdampak. Ia menjelaskan bahwa beberapa akses jalan utama, termasuk jalan nasional Tarutung-Sipirok yang berada di Desa Hutabarat, Kecamatan Pahae Julu, mengalami kerusakan parah dan tidak dapat dilalui.
Dampak terburuk dari gempa ini dirasakan di Kecamatan Pahae Julu dan Kecamatan Pahae Jae. Meskipun pusat gempa berada di Kecamatan Panggaribuan, kerusakan bangunan, termasuk rumah-rumah warga yang mengalami retak-retak, tersebar di beberapa wilayah lainnya.
Menanggapi situasi ini, BPBD bersama pihak terkait segera melakukan berbagai langkah penanganan dengan mengerahkan sejumlah alat berat ke lokasi-lokasi terdampak. Tim evakuasi dan bantuan terus bekerja untuk membersihkan material longsor serta memastikan jalur transportasi dapat kembali digunakan secepatnya.
Bonggas Feddy Pasaribu juga mengingatkan masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan gempa susulan. Meskipun kekuatan guncangan yang terjadi setelah gempa utama semakin melemah, potensi bahaya seperti tanah longsor masih bisa terjadi. Oleh karena itu, imbauan untuk tetap waspada terus disampaikan kepada warga yang berada di daerah rawan bencana.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa gempa bumi yang terjadi di Tapanuli Utara merupakan gempa bumi tektonik yang disebabkan oleh aktivitas sesar aktif. Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangannya menyampaikan bahwa berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa ini termasuk dalam kategori gempa bumi dangkal yang berasal dari pergerakan sesar aktif di wilayah tersebut.
Hasil analisis mekanisme sumber yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan mendatar turun. Gempa bumi tektonik tersebut tercatat terjadi pada pukul 05.22 WIB dengan episenter yang berada di koordinat 1,91 derajat Lintang Utara dan 99,10 derajat Bujur Timur. Lokasi gempa diketahui berada di daratan, sekitar 19 kilometer tenggara Tapanuli Utara, dengan kedalaman 10 kilometer.
Dengan adanya gempa ini, warga di sekitar lokasi terdampak diimbau untuk tetap berhati-hati dan mengikuti arahan dari pihak berwenang guna menghindari risiko lebih lanjut. Upaya pemulihan serta pemantauan terus dilakukan untuk memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat di daerah terdampak.