Ayo Kawan – Dalam pertemuan puncak informal para pemimpin Uni Eropa (EU) yang berlangsung di Brussels pada Senin (3/2), Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, menegaskan bahwa blok tersebut harus memberikan respons yang tegas serta bersatu terhadap ancaman tarif yang disampaikan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pernyataan ini muncul setelah Trump mengisyaratkan bahwa Uni Eropa dapat menjadi target berikutnya dalam kebijakan tarifnya, menyusul penerapan pungutan sebesar 25 persen terhadap barang-barang asal Meksiko dan Kanada, serta tambahan pajak 10 persen pada impor dari China.
Tusk menyampaikan bahwa hubungan baik dengan Amerika Serikat harus tetap dijaga oleh Uni Eropa. Namun, ia juga menekankan pentingnya menjaga harga diri serta kekuatan yang dimiliki oleh blok tersebut. Ia menambahkan bahwa Eropa harus menunjukkan sikap yang tenang, bertanggung jawab, serta memiliki akal sehat dalam menghadapi situasi ini. Persatuan tanpa keraguan menjadi hal yang sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan yang ada.
Selain itu, Tusk mengingatkan bahwa Uni Eropa harus berusaha sebaik mungkin untuk menghindari konflik dengan sekutu-sekutunya. Hal ini menjadi semakin penting mengingat ancaman yang datang dari Rusia dan China di bidang ekonomi serta politik global. Uni Eropa, menurutnya, harus secara tegas menyatakan bahwa kebijakan tarif dan perang dagang adalah langkah yang keliru serta dapat menimbulkan dampak negatif bagi semua pihak yang terlibat.
Lebih lanjut, Tusk juga menyatakan niatnya untuk meyakinkan para pemimpin Eropa agar tidak membatasi atau bahkan menghilangkan pengeluaran anggaran Uni Eropa untuk pembelian senjata dari Amerika Serikat. Bagi Tusk, kebijakan ini bukan sekadar bentuk kepatuhan terhadap Washington, tetapi merupakan langkah serius dalam memastikan keamanan sebagai prioritas utama bagi Uni Eropa.
Menurutnya, senjata buatan Amerika Serikat serta hubungan pertahanan yang kuat dengan negara-negara seperti Kanada, Inggris, dan Norwegia harus menjadi perhatian utama dalam strategi keamanan Uni Eropa. Oleh karena itu, investasi dalam bidang pertahanan harus terus ditingkatkan untuk menjaga stabilitas di kawasan.
Polandia sendiri telah mengambil langkah serius dalam meningkatkan anggaran pertahanannya. Tahun lalu, negara tersebut mencatatkan anggaran pertahanan tertinggi di antara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yakni lebih dari 4,12 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Tahun ini, angka tersebut meningkat menjadi 4,7 persen dari PDB, menunjukkan komitmen negara itu dalam memperkuat sektor pertahanan nasionalnya.
Dari sisi perdagangan, hubungan ekonomi antara Uni Eropa dan Amerika Serikat memiliki nilai yang sangat besar. Berdasarkan data dari Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat, pada tahun 2022, negara tersebut tercatat mengekspor barang dan jasa senilai 592 miliar dolar AS (sekitar Rp9.685 triliun) ke Uni Eropa. Sementara itu, impor dari Uni Eropa ke Amerika Serikat mencapai angka 723,3 miliar dolar AS (sekitar Rp11.833 triliun). Angka ini menunjukkan betapa eratnya hubungan perdagangan antara kedua belah pihak, sehingga kebijakan tarif yang direncanakan oleh Trump berpotensi menimbulkan dampak signifikan bagi perekonomian global.
Dalam menghadapi tantangan ini, Uni Eropa diharapkan dapat bersikap bijak dan tetap menjaga kepentingan ekonomi serta politiknya. Meskipun ancaman tarif dari Amerika Serikat menimbulkan kekhawatiran, persatuan dan koordinasi antara negara-negara anggota Uni Eropa akan menjadi kunci dalam menentukan langkah-langkah strategis ke depan. Keputusan yang diambil tidak hanya akan berdampak pada stabilitas perdagangan, tetapi juga terhadap hubungan diplomatik antara kedua belah pihak di masa mendatang.